Kalimat singkat, yang membuat Semangat menjerat.


SEMANGAT YANG LUNTUR


“Serius dengan piilihan kamu?, apa ga bakal mengulang kesalahan yang lalu?”. Kalimat pembuka obrolan dari bapak, seketika membuatku bertamasya ke masa dulu.
Mengingat-ngingat kejadian yang sebelumnya dilupakan…..

Ah, masa dimana aku sangat menentang peraturan.
Yang mengakibatkan penyesalan dan kesengsaraan…
Lantas; ibu memberiku sebuah solusi yang sama, dengan perpektif berbeda.
Awalnya, aku menolak, seiring berjalan nya waktu. Semangat yang ntah darimana asalnya bergejolak. Membuat denyut nadi seakan-akan sedang minum arak; ritmenya abstrak.

Tapi, malam itu… Bapak menghardik dengan ketidak sukaan, perihal pilihan ibu yang aku jalankan.

Sedikit menyimpan rasa kesal, bagaimana tidak?.. Ibu semangat mendukung, sedangkan bapak tidak suka yang membuatku selalu murung.

Aku terbelalak… Dipikir-pikir “Iya juga, kenapa harus keluar dari zona nyaman, lantas pergi menentang impian. (Mungkin) aku memang ditakdirkan untuk menjadi orang yang normal, (Lahir-Sekolah-Kerja-Nikah-Kerja-Mati).” Disisi lain batin berseru dengan lantang. “Hey bodat!, jangan dengarkan perkataan orang yang menghalangi mimpi-mimpimu!”
Mungkin benar, jangan mendengarkan perkataan orang yang menjerat mimpi-mimpi kita; tak berkecuali orang tua.

Comments