Sebuah kalimat berat; "Perpisahan".




"Perpisahan". Satu kata yang selalu menggebu dalam pikiran


Dihari itu, dimana aku menatapmu dengan rasa canggung yang tak karuan. Raut wajahmu membuat bibir ini tercipta senyuman, walaupun bertolak belakang dengan perasaan.

.   Aku tau, bahwasanya hari itu, adalah hari terakhir kita saling bertemu, hari terakhir dimana kita saling menertawakan hal-hal seru. Sebelum pada akhirnya, kita harus berpisah demi cita-cita yang kita tuju.

Kendati, hari itu masih berminggu-minggu yang lalu, tapi dirimu sudah berada dalam buaian rindu. 
Benak ini dipenuhi oleh sosokmu, senyuman tipismu, suara tawamu yang syahdu, ekspresi diam mu saja sudah menjadi nomor satu dalam rindu. Ah, jika benak ini bisa bernyanyi, aku yakin suaranya akan paling merdu, karena dipadati oleh kisahmu.

Aku bersyukur mengenal dirimu, meskipun sebatas teman. Karena kita paham, bahwa “pacaran” adalah hubungan yang dilarang oleh-Nya.

Entah berapa tahun lagi kita bertemu, aku akan selalu menyimpan rasa padamu.

Jika, kamu dan aku dipertemukan kembali, dalam posisi yang masih sendiri. Aku ingin kita terkait dalam hubungan yang suci.


Yang dimana, bersorak sorai kata “SAH” dari para saksi.

Comments